Foto : Suasana RUPST PT Bukit Asam Tbk
JAKARTA I galikabar.com – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk Tahun Buku 2020 di Hotel Pullman Jakarta, Senin (05/04/2021).
Dalam RUPST tersebut, PTBA membagikan dividen sebesar Rp835 miliar. Jumlah dividen tunai yang dibagikan ini merupakan 35 persen dari total laba bersih perusahaan tahun 2020 sebesar R 2,4 triliun.
“Selain ditetapkannya pembagian dividen, melalui RUPST ini disetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai Keadaan dan Jalannya Perseroan Selama Tahun Buku 2020, disahkannya Laporan
Tahunan termasuk Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2020,” tutur Sekretaris Perusahaan (Sekper) PTBA Tbk
Apollonius Andwie dalam rilisnya.
Ditetapkannya Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan Tahun Buku 2020 dan Gaji/Honorarium berikut fasilitas dan tunjangan lainnya untuk Tahun Buku 2021.
Lalu, disetujuinya penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk mengaudit laporan keuangan perseroan dan laporan keuangan program kemitraan dan bina lingkungan tahun buku 2021. Dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan selaras dengan diterbitkannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 15/POJK.04/2020
Selain itu, hasil RUPST juga menyetujui adanya perubahan susunan pengurus Perseroan diantaranya mengangkat Suryo Eko Hadianto menjadi Direktur Utama, Dwi Fatan Lilyana selaku Direktur Sumber Daya Manusia, Farida Thamrin Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Suhedi menjadi Direktur Operasi dan Produksi.
Para pejabat yang telah dilantik menggantikan Arviyan Arifin, Joko Pramono, Adib Ubaidillah, Mega
Satria dan Hadis Surya Palapa.
“Nomenklatur jabatan dalam Perseroan juga mengalami perubahan guna menyelaraskan dan meningkatkan efektivitas koordinasi di internal Holding Industri Pertambangan (MIND ID),” terang Sekper.
Kinerja 2020
Ditengah melemahnya harga batu bara dan pandemi Covid-19, PT Bukit Asam Tbk masih mencetak kinerja positif. Perseroan mampu mencatatkan pendapatan sebesar Rp17,3 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 2,4 triliun.
Aset perusahaan tercatat masih kuat berada di angka Rp24,1 triliun dengan komposisi kas setara kas dan deposito berjangka di atas 3 bulan sebesar
Rp5,5 triliun atau 23% dari total aset.
Sepanjang 2020, Perseroan juga meraih sejumlah penghargaan bergengsi di antaranya Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) kategori Emas untuk Unit Pertambangan Tanjung Enim dan PROPER kategori Emas untuk Unit Pelabuhan Tarahan, Best BUMN Tata Kelola Perusahaan dalam ajang Anugerah BUMN 2020, TOP CSR Award 2020 (5 stars), Program Kampung Iklim Lestari tingkat Nasional 2020 untuk
Desa Pelakat, Indonesia Most Trusted Companies dalam Good Corporate Governance Award 2020, dan Kategori Emas untuk Asia Sustainability Reporting Rating 2020.
“Selain itu, Bukit Asam melakukan pembelian kembali saham (buyback) pada periode 17 Maret 2020 sampai dengan 16 Juni 2020 sebanyak 6,3 juta lembar saham dengan harga Rp1.987/lembar saham,” jelas Sekper.
Target 2021
Perseroan menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 24,8 juta ton pada 2020 menjadi 29,5 juta ton pada 2020. Perseroan juga menargetkan kenaikan penjualan batu bara dari 26,1 juta ton pada 2020 menjadi 30,7 juta ton pada 2021.
Progres Proyek Pengembangan
Gasifikasi Batubara Terbitnya Perpres 109 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2020 oleh Presiden Joko Widodo, menjadikan 2 (dua) proyek PTBA masuk kembali menjadi PSN (Proyek Strategis Nasional), yang pertama Hilirisasi Gasifikasi Batu Bara di Tanjung Enim dan yang kedua, Kawasan Industri – Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) – Tanjung Enim.
“PTBA, Pertamina dan Air Products optimistis proyek pengembangan DME batubara bisa berjalan sesuai rencana untuk mulai beroperasi di kuartal II-2024,” kata Sekper.
Perjanjian Kerjasama atau Cooperation Agreement antara PTBA, Pertamina, dan Air Products Chemical Inc juga sudah ditandatangani pada 11 Februari 2021.
Pengembangan karbon aktif batubara
Salah satu wujud komitmen PTBA dalam upaya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah batubara adalah pengembangan karbon aktif dari bahan baku batu bara.
Pada penghujung tahun 2020 PTBA telah menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan Activated Carbon Technologies PTY, LTD (ACT) yang berbasis di Australia; yang telah menyatakan komitmennya sebagai offtaker produk karbon-aktif secara jangka Panjang.
“Pengembangan pabrik karbon aktif di Kawasan Industri Tanjung Enim (BACBIE) rencananya akan memproduksi karbon aktif sebanyak 12.000 ton per tahun dengan mengolah sebanyak 60.000 ton batubara per tahun,” terang Sekper. (Rilis PTBA)