Foto : Pose bersama warga penerima bantuan Bedah Rumah
MUARA ENIM I galikabar.com – Haru bercampur bahagia terpancar dari wajah Walgio (52) dan istrinya Darsih (48), melihat rumah milik mereka yang proses pengerjaannya sudah hampir 80 persen. Walgio tidak pernah membayangkan dirinya dan keluarga dapat memiliki rumah beton berlantaikan keramik.
Walgio dan keluarga tinggal di sebuah gubuk berukuran 4×6 meter yang jauh dari kata layak huni di Dusun 8 Budi Karya, Desa Ujanmas Baru, Kecamatan Ujanmas, Kabupaten Muara Enim. Walgio lupa sudah berapa lama ia tinggal di gubuk kecil yang berdinding papan, atap genteng dan daun nipah serta beralaskan tanah ini.
Namun, dirinya menebak hampir 30 tahun ia dan keluarga tinggal di gubuk itu. Walgio memiliki tiga anak, anaknya yang pertama dan kedua sudah menikah dan bekerja di Bengkulu, kini gubuk itu ditempati oleh Walgio, istri dan anak bungsunya yang berumur 14 tahun.
Jangankan memikirkan untuk membangun rumah, untuk makan sehari-hari saja Walgio yang bekerja upahan sebagai pembuat batubata ini kadang kesusahan.
Bagaimana tidak, penghasilannya Rp100 ribu sekali kerja yang hanya beberapa kali sebulan, diharapkan dapat mencukupi kebutuhan dapur.
Dirinya dan keluarga kerap kebingungan saat tidak ada yang mengajak kerja. Hal ini membuat dirinya keluarga harus bertahan dalam kesusahan dan tidak membayangkan untuk membangun rumah yang layak.
“Boro-boro mikirin bangun rumah, mau makan aja susah. Kalau keinginan punya rumah bagus ada, tapi ya gak kepikiran buat cara bangunnya,” cetus Darsih sambil tertawa.
Gubuk yang ditempati keluarga Walgio dibagi beberapa petak ini terdiri dari satu kamar tidur dan dapur, semuanya beralaskan tanah. Fasilitas sanitasi dan kamar mandi pun tidak ada.
Untuk keperluan mandi Walgio dan keluarga biasa mandi di sumur atau sungai, sementara untuk buang hajat menggunakan ‘WC Cemplung’.
Saat memasuki rumah, sebuah dipan kayu di dalam kamar sudah terlihat dari luar. Tidak ada jendela untuk sirkulasi udara di dalam rumah. Cahaya matahari pun menerobos masuk ke dalam rumah melalui lubang-lubang di sela dinding.
Bagian dapur pun tak jauh beda, terlihat dua batang kayu dipasang untuk menyangga atap dari daun nipah agar tidak ambruk.
Walgio kerap begadang saat hujan di malam hari. Atap bocor jadi alasannya. Tidak terhitung berapa banyak jumlah bocor tersebut, namun menurutnya hampir seluruh rumah basah akibat tetesan air.
Jadi Sasaran TMMD ke-113 Kodim 0404 Muara Enim
Walgio tidak pernah menduga gubuk kecilnya menjadi sasaran program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-113 Kodim 0404 Muara Enim tahun 2022.
Iya, hampir setahun lalu ia diberitahu oleh anaknya bahwa informasi dari Kades Ujanmas Baru rumah mereka diusulkan menjadi target bedah rumah tak layak huni pada program TMMD yang akan dilaksanakan oleh Kodim 0404 Muara Enim.
Menurut Walgio, beberapa kali rumahnya didatangi oleh perangkat desa serta Babinsa untuk dilakukan survei. Ia pun makin yakin gubuknya akan segera dibedah. Hingga akhirnya program tersebut terealisasi.
Kini sebuah rumah kokoh dengan dinding bata, berlantai keramik dan atap rangka baja akan segera Ia dan keluarga tempati. Rumah berukuran 6×6 meter dilengkapi dengan satu kamar tidur, ruang tamu dan kamar mandi ini proses pengerjaannya sudah 80 persen.
Tampak Dandim 0404 Muara Enim Letkol Arh Rimba Anwar SIP MIP memantau langsung proses pengerjaan bedah rumah tak layak huni itu pada Rabu, 11 April 2022. Letkol Arh Rimba Anwar memastikan, rumah tersebut akan ditempati oleh keluarga Walgio sebelum 9 Juni 2022.
Walgio dan istrinya Darsih tampak selalu tersenyum dengan mata berkaca-kaca saat menyambut kedatangan rombongan Dandim 0404 Muara Enim.
“Terima kasih banyak kepada semua pihak, terutama Kodim 0404 Muara Enim. Kalau tidak ada TMMD ini kami mungkin tidak akan bisa membangun rumah seperti ini. Kami Alhamdulillah bersyukur,” tutup Walgio dan Darsih dengan senyum semringah. (Sw)