Foto : Managemen PT HBAP saat paparan Proyek PLTU Sumsel 8 Sesuai Target
MUARAENIM – PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) optimis pengerjaan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 akan sesuai target.
Sesuai jadwal, operasi komersial (commercial operation date/COD) unit 1 direncanakan pada Desember 2021. Sementara untuk unit 2 akan selesai pada Maret 2022.
Hal ini terungkap saat paparan manajemen PT HBAP terkait proyek pembangunan PLTU Sumsel 8 dihadapan pemegang saham, bertempat di Kantor Pusat PT Bukit AsamTbk Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul Provinsi Sumatera Selatan, Senin (02/03/2020)
Hadir pada paparan tersebut, Komisaris Utama PT Bukit Asam Agus Suhartono, Heru Setyobudi selaku Komisaris PT Bukit Asam, VPD PT HBA Dadan Ruswandana serta Mr Gu Qiucheng dari CHDHK dan jajaran manajemen PT Huadian Bukit Asam Power.
Proyek PLTU Mulut Tambang Sumsel 8 merupakan bagian dari megaproyek 35 ribu megawatt. Proyek ini dibangun oleh Bukit Asam bersama China Huadian Hongkong Company Ltd, dan dikelola oleh PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dengan total kapasitas sebesar 2×660 megawatt (MW).
“Untuk konstruksi, sebetulnya ada tiga hal utama. Yaitu bagian desain, kontruksi untuk power plant dan transimisi. Sisanya adalah konstruksi Bukit Asam untuk suplai batubara. Dari progres ini tidak ada masalah,” tutur Dadan Ruswandana selaku VPD Huadian Bukit Asam Power project PLTU Sumsel 8, Senin (02/03/2020).
Karenanya, Dadan optimis, penyelesaian proyek PLTU Sumsel 8 dapat selesai sesuai target. Untuk tahun 2019, pembangunan sudah tercapai 22 persen sesuai target. Dan secara keseluruhan sampai saat ini belum ada keterlambatan.
Dadan menerangkan, untuk 2020, beberapa pengerjaan cukup besar mulai dilakukan. Diantaranya, Boiler Turbine dan genarator (BTG).
“Tahun 2020 BTG, boiler genarator dan turbin harus sudah masuk. Ini yang menjadi fokus kita karena resiko kita lihat selanjutnya,” paparnya.
Diakuinya, memang ada beberapa kendala yang dihadapi dalam membangun proyek PLTU, namun sampai saat ini masih bisa teratasi. Dan yang menjadi fokus pengelola dan kontraktor adalah saat ini budget, mutu dan waktu, sosial dan safety.
“Dari segi budget memang ada masalah sedikit, namun sekarang sudah tidak ada masalah. Target kita tidak ada cost overrun (pembengkakan biaya, red). Target kita budget sesuai dengan yang ditetapkan,” tambahnya.
Begitu juga soal kualitas atau mutu. Baik itu dari desain, mesin dan bahan baku. Dari pengalamannya, ungkap Dadan, desain jauh lebih bagus, barang dan pekerjan juga juga cukup bagus boiler maupun batubara cukup bagus. Kualitas materialnya walaupun dari China, tapi ini kelas yang tinggi.
“Hanya saja, yang menjadi perhatian saat ini adalah pengiriman barang. Dia memperkirakan ada kendala di pengangkutan barang,” jelasnya.
Sementara itu, Agus Suhartono selaku Dewan komisaris PTBA sangat mengapresiasi kerja keras yang dilakukan PT HBAP, CHDHK selaku EPC dan pihak lainnya dalam mengerjakan proyek strategis nasional ini.
“Kita akan terus mengawasi dan membantu jika ada masalah-masalah yang dapat menghambat keberlangsungan proyek PLTU Sumsel-8,” ucap Agus.
Pada kesempatan yang sama, Deputy GM PT HBAP Gusti Anggara mengatakan, bahwa mereka setiap bulan selalu berkoordinasi dan melapor tentang perkembangan proyek ini kepada seluruh pemegang saham, PLN dan juga pemerintah selaku Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).
“Dikarenakan proyek ini adalah salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Senada dituturkan Mr Gu Qiucheng selaku GM CHDHK juga menyampaikan bahwa pihaknya ingin memberikan yang terbaik terhadap proyek ini.
“Kita berharap, proyek ini bisa memberikan dampak positif dan terbaik terhadap masyarakat serta kemajuan Indonesia pada umumnya,” harapnya. (Vid)