Foto : Trisno Okonisator (Ketua DPC Partai Ummat Kabupaten OKI)
OKI I galiKabar.com – Ketua DPC Partai Ummat Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Trisno Okonisator angkat bicara terkait mahalnya anggaran pengadaan baju adat untuk 45 anggota dewan oleh Sekretariat Dewan (Setwan) tahun anggaran 2021 yang digunakan pada kegiatan peringatan HUT Kabupaten OKI ke 76 Oktober 2021 lalu.
Menurut politisi Partai Ummat ini, walaupun dikatakan Sekwan harga baju tersebut yang dianggarkan Rp 10 juta per setel sudah turun menjadi Rp 6 juta per setel. Dia menilai angka tersebut masih mahal. “Saya nilai harga tersebut masih mahal.”kata Trisno, Rabu (2/2/22).
Menurut Okon, setiap tahun Setwan OKI menganggarkan baju adat untuk para anggota dewan.
“Pengadaan baju semahal itu jelas mencederai nurani rakyat ditengah rakyat berjuang untuk sesuap nasi. Sementara Pemkab OKI melalui Setwan mengganggarkan baju semahal itu. Idealnya untuk menghemat biaya kan bisa sewa, lagian untuk apa menghamburkan uang sebanyak itu.”tambahnya.
“Oleh karena kita kedepan yang caleg dari partai harus mengerti betul apa fungsi budgeting, biar kedepan penganggaran baju semahal itu tidak terjadi lagi.”ucapnya.
Lanjut Okon, harusnya para anggota dewan bisa menolak pengadaan baju ini. Lebih baik digunakan untuk kebutuhan yang lebih bermanfaat ketimbang pengadaan baju yang mahal itu.
Apalagi kondisi keuangan Pemkab OKI yang kerap digaungkan dalam keadaan defisit. “Ini sama saja mencederai masyarakat,” tegasnya.
Disamping itu, tambah dia, setiap pengadaan penjahit yang dipilih selalu orang orang itu saja.”Ada apa gerangan.”tanyanya.
Trisno berharap pihak penegak hukum bisa meminta keterangan terkait pengadaan baju ini. “Ya tanya, jenis bahanya sesuai tidak dengan dana yang dianggarkan “ujarnya.
Berita sebelumnya menyebutkan pengadaan baju adat untuk seluruh anggota DPRD Kabupaten OKI sangat fantastis yakni Rp 450 juta atau Rp 10 juta per setel untuk per orang anggota dewan tahun anggaran 2021.
Baju tersebut telah digunakan oleh para wakil rakyat saat peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten OKI ke 76, Oktober lalu.
Salah satu anggota dewan Kabupaten OKI mengaku keberatan dengan dana pengadaan baju adat tersebut. Harga itu terlalu mahal. Namun ia berasalan tidak bisa menolak.”Kalau hati kecil saya, jujur menolak karena terlalu mahal baju tersebut.”katanya saat dikonfirmasi wartawan belum lama ini.
Pengadaan baju adat bagi anggota DPRD OKI dengan nilai yang cukup besar tersebut, tidak etis dalam kondisi keuangan daerah yang defisit anggaran.
Anggota dewan lainnya, mengaku tidak tahu dengan anggaran dana baju tersebut. “Karena dibagikan kami pakai saja, kita tak tahu berapa harganya.”tambah dewan lainnya.
Sekretaris Dewan OKI, Hilwen, SH tak menampik adanya anggaran pengadaan baju adat bagi para anggota dewan. Dimana kata dia, awalnya memang dianggarkan Rp 450 juta untuk semua anggota dewan, sehingga Rp 10 juta per setel. “Namun harga tersebut bisa kita tawar menjadi Rp 6 juta per setel.”jelasnya.
Menurut Hilwen, baju tersebut terdiri dari baju dalam, tanjak, dan kain sarung. Itupun pengadaannya lewat pihak ketiga.
Terkait adanya anggota dewan yang merasa kemahalan dengan harga baju tersebut. Hilwen mengatakan, kalau hal itu sudah sesuai aturan. “Itu kan untuk mereka juga,” tandasnya. (AF)